Sejarah Singkat Universitas PGRI Madiun
Waktu perintis
Berdirinya IKIP PGRI MADIUN tidak terlepas dari sejarah pendidikan tinggi di Madiun. Pada tahun 1960an, IKIP Negeri Malang membuka cabang di Madiun yang dikenal dengan nama IKIP Negeri Malang Cabang Madiun. IKIP Negeri Malang Cabang Madiun cukup baik, namun entah kenapa ditutup pada tahun 1968. Ada guru yang kembali ke Malang dan ada pula yang memilih tetap di Madiun.
Guru besar IKIP asal Malang yang memutuskan menetap di Madiun berinisiatif mendirikan perguruan tinggi di Madiun yaitu Dr. Mudjiono dan Dr. R.Soekarman. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihaknya melakukan upaya pendekatan dan kontak dengan tokoh masyarakat dan aparat pemerintah setempat. Rata-rata warga di wilayah Madiun memberikan respon positif, begitu pula dengan Pemerintah Kota Madiun. Agar pengembangan pendidikan tinggi lebih efisien, didirikanlah yayasan yang memantau dan berperan sebagai wali. Pada tahun 1969, penggagasnya berhasil mendirikan sebuah yayasan bernama YAPERTIM (Yayasan Perguruan Tinggi Madiun). Penggagas YAPERTIM adalah : Dr. Mujiono (mantan dosen IKIP Negeri Malang Cabang Madiun), Dr. R. Soekarman (Mantan Koordinator IKIP Dekan Malang Cabang Madiun Negeri), Dr. Imam Sunarji (Walikota Madiun), Muhammad Dimyati dan Mayor Sutoyo (mantan Kasdim Madiun). Setelah yayasan berdiri, para penggagasnya mendirikan IKIP Wilayah Madiun pada tahun 1969 dan bersama-sama menguasainya.
IKIP Provinsi Madiun berhasil membuka tiga program studi pada tahun pertama, yaitu: Pendidikan Umum (PU), Bahasa Indonesia dan Ilmu Eksakta. Jumlah mahasiswa tahun pertama sebanyak 76 mahasiswa yang berasal dari Madiun dan sekitarnya. Perkuliahan dilaksanakan pada sore hari dan dilaksanakan di sekolah-sekolah yang ada di kotapraja Madiun. Hal ini terjadi karena IKIP Wilayah Madiun belum memiliki gedung dan fasilitas yang masih terbatas. Oleh karena itu, tempat belajarnya berubah-ubah tergantung sekolah yang ingin bekerjasama. Sekolah pertama yang digunakan adalah SMP Negeri 6 kemudian dipindahkan ke SMA Negeri 3 yang sekarang digunakan oleh SMP Negeri 2 yang merupakan gedung perpustakaan daerah yang sekarang dikenal dengan nama Plaza Sri Ratu.
Permasalahan lain yang dihadapi IKIP Wilayah Madiun antara lain terbatasnya dana pembangunan, kurangnya tenaga pengajar dan tenaga administrasi, kurang memadainya gedung kursus, dan tidak jelasnya status. Berkat kerja keras dan solidaritas para pimpinan serta bantuan pemerintah daerah dan sekolah, IKIP Wilayah Madiun mampu bertahan.
Sebagai perguruan tinggi, status perlu hadir sebagai simbol legitimasi kewenangan, hak, dan tanggung jawabnya agar masyarakat dapat menaruh kepercayaan terhadap institusi tersebut. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia yang menyatakan bahwa perguruan tinggi swasta yang terdaftar diperbolehkan menyelenggarakan program studinya sendiri. Pada saat yang sama, ujian negara ditugaskan ke departemen sebanding dengan status yang diakui atau setara. Karena itulah YAPERTIM memperjuangkan status. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan integrasi ke dalam IKIP Sarmidi Mangunsarkoro yang berpusat di Malang, yang namanya diubah menjadi IKIP Sarmidi Mangunsarkoro pada tahun 1974, dan sebagai pimpinannya: Rektor I Drs. Mujiono, Rektor II R. Soekarman dan Rektor III Drs. Soeparno
Upaya IKIP Sarmidi Mangunsarkoro belum mencapai status yang diharapkan dan akibatnya IKIP Wilayah Madiun beralih ke IKIP Negeri Surabaya khususnya dalam menyelenggarakan ujian pemerintahan. Pada tahun 1975, IKIP Sarmidi Mangunsarkoro di Madiun diserahkan kepada Direktorat Wilayah VIII PGRI Jawa Timur oleh YAPPertiM dan dikelola oleh Yayasan Amanah Perguruan Tinggi Wilayah VIII PGRI Jawa Timur. Nama IKIP Sarmidi Mangunsarkoro di Madiun diubah menjadi IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun pada tanggal 5 Juni 1975. Hari jadi IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun ditetapkan sebagai tanggal perubahan dan penetapan nama di atas oleh pengurus IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun. Berkat perjuangan para pimpinan PGRI Jawa Timur Distrik VIII, IKIP PGRI Jatim mendapat status pendaftaran di Madiun dengan surat Kopertis Distrik VII tanggal 17 Mei 1976 No. 85/I/1976 tanggal 17 Mei 1976.
Kepemimpinan IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun adalah sebagai berikut: (1) Koordinator Dekan: Drs.Suparno; (2) Wakil Dekan Koordinator I : Saiman, BA., (3) Wakil Dekan Koordinator II : Soesilo Soedharman, BA., (4) Wakil Dekan Koordinator III : DA. Hutahean, B.A.
Dengan statusnya yang terdaftar, IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun semakin mendapat perhatian dan kepercayaan dari masyarakat Madiun dan sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya departemen-departemen baru dan minat masyarakat yang semakin meningkat. Terdapat 5 peminatan yaitu: pendidikan umum, pengajaran bahasa Indonesia, sains, sejarah dan seni rupa. Selain itu IKIP PGRI Madiun membuka kursus di beberapa lokasi di luar kota Madiun yaitu: Maospati Matanz untuk Jurusan Seni Rupa, Karangjati dan Nguter Ngawi untuk Jurusan Pendidikan Sejarah, Caruban Mejayan Madiun untuk Jurusan Pendidikan Umum (PU ) dan Pendidikan Indonesia. Departemen. Departemen Bahasa.
IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun belum memiliki sumber daya yang komprehensif. Manajemen staf pengajar selalu menjadi tanggung jawab manajemen pusat. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh dekan koordinator yang kini bersama rektor. Tenaga pengajar direkrut dari mantan guru IKIP Negeri Malang di Madiun dan lowongan tersebut diisi oleh guru SMA berstatus pegawai negeri dan bergelar sarjana sehingga banyak guru SMAN3 yang menjadi guru besar di IKIP Wilayah Madiun. Jumlah karyawannya masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan keuangan yang menghalangi mereka untuk membayar gaji secara penuh. Situasi ini perlahan dapat diatasi dengan mendapatkan dukungan finansial tambahan dari donor dan pemerintah daerah
Pihaknya juga mencoba meminjam uang sebagai modal pengembangannya, seperti membeli tanah dan membangun gedung konferensi pertama yang sekarang bernama Kampus 1 IKIP PGRI Madiun Jalan Setiiabudi 85 (gedung sayap timur Kampus 1 IKIP PGRI Madiun). Saat itu baru bisa dibangun satu ruang pertemuan, 4 ruang kelas, dan 2 kamar mandi.
Dr. Soeparno meninggal dunia sebagai dekan koordinator IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun pada bulan Juni 1983. Untuk mengisi posisi dekan koordinator dilakukan musyawarah dan hasilnya adalah Drs. J. Soetjarjo (Presiden Departemen Ilmu Ekonomi). Selain alasan efisiensi, Dr. J. Soetjarjo merupakan seorang PNS yang telah memiliki gelar sarjana. Dr. J. Soetjarjo menjabat sebagai koordinator dekan sejak Juni 1983 sampai dengan 31 Agustus 1985.
Keberadaan IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun tidak dapat bertahan lama karena pada tahun 1985 terjadi perubahan kebijakan pemerintah yang mengharuskan setiap perguruan tinggi swasta mempunyai yayasan sendiri, sehingga daerah Jawa Timur seperti Nganjuk, Kediri, Blitar, Surabaya, Tuban. , Jember, Banyuwangi, Situbondo banyak yang mendirikan yayasan sendiri diantaranya IKIP Wilayah Madiun yang menjadi YPLP PT yang merupakan Yayasan Pembina Perguruan Tinggi. Keabsahan YPLP PT PGRI Kota Madiun dicatat dalam akta notaris R.N. Sinulingga, S.H. tanggal 13 Mei 1985 No
103 dan melaporkan langsung kepada Yayasan Pusat Administrasi Lembaga Pendidikan PGRI di Jakarta.
Dalam perkembangannya, YPLP PT PGRI Madiun mengalami restrukturisasi kepengurusan dan namanya menjadi PPLP PT PGRI (Persatuan Penyelenggara Pendidikan Tinggi Persatuan Guru Republik Indonesia) pada tanggal 2 September 2010. Peraturan ini tertuang dalam akta notaris No. 6 Asni Arpan, S.H. dikonfirmasi.
1. Masa Perkembangan IKIP PGRI Madiun
IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun berubah nama menjadi IKIP PGRI Madiun. Perkembangan IKIP PGRI Madiun dapat dijelaskan melalui masa kepemimpinan para rektor. Prinsipal yang terkena dampak adalah:
Dr. J.Soetjarjo, MP. (1985-1999)
Pada saat itu Dr. J. Soetjarjo, M.Pd., Panitera dibantu Wakil Panitera Dr. Saiman (PR1), Dr. Soesilo Soedharman (PR2) dan Dr. ADA. Hutaheen (PR3). Pada tahun 1991, Dr. ADA. Hutahean meninggal dan dihadiri oleh Dr. diganti. Imam Sujudi. IKIP PGRI Madiun terus melakukan perbaikan dalam berbagai hal, antara lain: (1) pembangunan sarana dan prasarana; (2) pengembangan fakultas dan jurusan tambahan; (3) penyelesaian mata kuliah tepat waktu untuk semua program gelar, baik program sarjana, pasca sarjana, maupun pasca sarjana; dan (4) mendorong peningkatan jumlah mahasiswa dan alumni yang diterima menjadi perwira kepada calon mahasiswa.
Karena bertambahnya jumlah mahasiswa, IKIP PGRI Madiun mendapat dana untuk pembelian aset berupa tanah dan pembangunan gedung perkantoran serta infrastruktur lainnya. Konferensi yang awalnya tersebar di berbagai lokasi, kemudian dikonsolidasikan menjadi satu kampus di Jalan Setiabudi No. 85 dan SDN Kanigoro. Gedung kampus dapat dibangun tiga lantai (Kampus 1 sekarang, bagian selatan, timur dan barat tiga lantai, sedangkan bagian utara dua lantai).
Departemen-departemen tersebut harus memenuhi standar yang berlaku, kata Rektor Dr. J.Soetjarjo, MP. memajukan dan memfasilitasi peningkatan statusnya serta menyelaraskan nama departemen dengan peraturan yang berlaku. Pada akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an status jurusannya adalah:
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP): Terdaftar
PPB: Terdaftar
Fakultas Didaktik Bahasa dan Seni (FPBS)
Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia: diakui
Kelas Bahasa Inggris: Daftar
Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FPIPS)
Pelajaran sejarah: diakui
PDU/Ekkop : Diakui
Pelatihan PMP: Terdaftar
Pendidikan Geografi: Daftar
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Pelajaran matematika: diakui
Kelas Biologi: Daftar
Kelas Fisika: Terdaftar
Fakultas Pendidikan Teknik Profesi (FPTK)
Pelatihan sebagai insinyur listrik: terdaftar
Pelatihan sebagai insinyur sipil: Terdaftar
Pada tahun 1991 departemen ini direorganisasi dan dibubarkan. Peminatan yang ditiadakan adalah Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP), Didaktik Geografi, dan Didaktik Teknik Sipil.
Sejalan dengan perubahan yang sangat mendasar dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan harapan masyarakat terhadap peran universitas bagi masa depan bangsa dan negara, maka perguruan tinggi harus mampu mencapai keunggulan untuk memberikan kualitas, didukung oleh akuntabilitas yang baik. . Untuk itu pada tahun 1994 pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan program akreditasi nasional perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sebagai perwujudan program BAN-PT, IKIP PGRI Madiun mengutus Dr. V.Teguh Suharto dan Dr. Muhammad Hanif mengikuti workshop persiapan borang akreditasi di Surabaya yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur dan BAN-PT Depdikbud. Dr. V.Teguh Suharto dan Dr. Muhammad Hanif kemudian membuat, mengembangkan dan mensosialisasikan program untuk PNS.
Pada tahun 1997, borang akreditasi departemen telah selesai dibuat dan kemudian diserahkan ke BAN-PT. File formulir akreditasi awalnya dibuat oleh Dr. dikirim langsung ke kantor BAN-PT. H. Saiman, MM (Pembantu Rektor 1) dan Dr. Muhammad Hanif. Setelah kunjungan, beberapa hasil dikonfirmasi dan yang lainnya tidak. Program studi yang diakui dengan nilai C adalah layanan penyuluhan dan konsultasi, pendidikan bisnis koperasi, pendidikan akuntansi, pendidikan Pancasila dan Kn, pendidikan sejarah, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, pendidikan bahasa Inggris dan pendidikan matematika. Sedangkan kelas fisika, kelas biologi, dan kelas teknik elektro tidak mendapat pengakuan nilai D.
IKIP PGRI Madiun dipimpin oleh Dr. J. Soetjarjo, selain mengalami kemajuan sebagaimana dijelaskan di atas, juga mengalami penurunan. Sejak tahun 1992/1993 hingga tahun 1995/1996 mahasiswa yang mendaftar semakin sedikit, bahkan ada beberapa jurusan yang tidak berminat dan ditutup yaitu: PU, KTP, Didaktik Geografi dan Didaktik Geografi. Teknik Sipil.
B.Dr. H. Saiman, MM. (1998-2006) 1) Periode I (1998-2002)
Periode ini dapat dilihat sebagai masa transisi. Dr. H. Saiman, MM selaku Rektor dan dibantu oleh PR 1 Drs. Soebijantoro, MM, PR 2 Dra. CA Sabekti, MM dan PR 3 Drs Parji memimpin kebijakan internal dan eksternal global. Keberhasilan tersebut tercermin dari jumlah peserta didik yang terus meningkat, keadaan kerangka internal yang mendukung dan terkendali. Program studi didorong dan didorong untuk mencapai hasil akreditasi yang lebih baik dan hasilnya cukup menggembirakan. Nilai akreditasi untuk sebagian besar program gelar telah meningkat.
2) Periode II (2003-2006)
Pada periode kedua, Dr. H. Saiman, MM dengan PR 1 Drs Satrijo Budi Wibowo, MM, PR 2 Dra. CA Sabekti, MM dan PR 3 Drs Parji, M.Pd., melanjutkan program pada topik akademik dan non akademik. Kegiatan akademik semakin terencana dan terlaksana dengan lebih baik. Perangkat akreditasi BAN PT semakin komprehensif terhadap seluruh aspek pengelolaan perguruan tinggi, sehingga prestasi program studi meningkat dibandingkan periode awal pengelolaannya. Mayoritas program gelar terakreditasi dengan nilai B, yaitu konsultasi, pendidikan bisnis ganda, pelatihan akuntansi, dan pedagogi. Pancasila & Kn, pelajaran sejarah, pelajaran bahasa dan sastra indonesia, pelajaran bahasa inggris, pelajaran matematika, pelajaran biologi.
Mata kuliah yang akreditasinya masih C kini menjadi pendidikan fisika dan pendidikan teknik elektro.
Citra IKIP PGRI Madiun sebagai perguruan tinggi yang sehat dan berkualitas semakin membaik sehingga dipercaya masyarakat. Hal ini terlihat dengan bertambahnya jumlah siswa dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah mahasiswa berbanding lurus dengan kesejahteraan dosen dan pegawai. Terdapat beberapa program untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan staf, yang tercermin dari kenaikan gaji pokok, tunjangan dan tunjangan lainnya. Hal ini dilakukan agar karyawan merasa nyaman, betah dan lebih produktif.
Dr. Parji, MPd. (2006-sekarang) 1) Periode I (2006-2010)
Dr. Parji, MP. terpilih menjadi Rektor secara demokratis dan transparan. Pada saat ini, Dr. Parji, MP. didukung oleh Wakil Rektor 1 Dr dan manajemen. Kualitas lulusan dan peningkatan jumlah mahasiswa. Kesejahteraan warga kampus (dosen, mahasiswa dan staf), kualitas pembelajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi ilmiah, serta kemitraan yang sehat.
Prestasi yang diraih IKIP PGRI MADIUN selama periode ini:
Peningkatan jumlah siswa yang signifikan.
Peningkatan kesejahteraan yang signifikan.
Peningkatan pengadaan hibah kompetitif di tingkat regional dan nasional.
Penghargaan Pemangku Kepentingan: Telah dianugerahi Penghargaan Kampus Unggulan di Kopertis wilayah VII sebanyak empat kali berturut-turut.
Telah berhasil meraih berbagai beasiswa DIKTI yaitu: PHKI A, PHKI B, beasiswa Bermutu DIA, beasiswa kursus, beasiswa micro teaching dan ICT, berbagai beasiswa penelitian dosen, berbagai beasiswa pengabdian masyarakat, program kreativitas mahasiswa, beasiswa PPG, Beasiswa PHP-PTS,
Infrastruktur yang diperluas dan lebih memadai seperti: Kampus II, Kampus III, Graha Cendekia/Auditorium, laboratorium baru, studio, rumah kaca, taman percobaan, berbagai ruang kelas model, ruang workshop dan bahan pembelajaran
Selain prestasi di atas, IKIP PGRI MADIUN telah mendapat izin untuk mengikuti program sarjana PGSD.
2) Periode II (2010-2014)
Dr. Parji, MPd. diangkat kembali menjadi Rektor secara aklamasi dalam rapat Senat IKIP PGRI Madiun. Pada periode kedua, Parji dipimpin oleh Dr. mendukung Muhammad Hanif, MM, MPd. (Wakil Rektor 1), Dr. R. Bekti Kiswardianto, MP. (Wakil Rektor 2) dan Dr. Nurhadji Nugraha, S.Pd., MM.(Wakil Rektor 3).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan kapasitas 5K dalam kaitannya dengan 3C (Care, Commitment, Continuity) dan dilaksanakan dengan keikhlasan, amanah dan kesabaran. Program-program tersebut antara lain: peningkatan SIA, keuangan, pegawai dan perpustakaan, peningkatan gaji pokok dan tunjangan dosen dan mahasiswa, peningkatan tambahan studi doktor, peningkatan promosi jabatan fungsional/akademik, peningkatan kegiatan keilmuan dan pengabdian masyarakat, pembukaan program gelar baru (S1 dan S2), penyiapan PPG seluruh program studi, peningkatan sarana dan prasarana belajar mengajar, penciptaan suasana akademik yang lebih kondusif, dan lain-lain.
Izin penyelenggaraan program studi baru yaitu:
Program Pascasarjana (S2) pengajaran bahasa dan sastra Indonesia pada tahun 2011.
Program Lisensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (S1) Tahun 2012.
Berbagai prestasi telah diraih IKIP PGRI MADIUN pada periode 2010-2014 yaitu :
Meningkatkan dampak eksternal melalui berbagai penawaran pelatihan bagi calon lulusan di berbagai cabang bank di wilayah Madiun.
Meningkatkan jumlah kerjasama di tingkat nasional dan internasional.
Berbagai hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kepada narasumber terus ditingkatkan.
Meningkatnya jumlah guru besar yang berhasil menyelesaikan studi doktoralnya.
Dengan prestasi yang diraih dan fasilitas yang memadai, biaya yang terjangkau, mutu yang konsisten, lokasi yang strategis dan sistem penjaminan mutu, IKIP PGRI Madiun telah menjadi perguruan tinggi ternama di tingkat nasional, perguruan tinggi pilihan, dan siap menghadapi persaingan.
3) Periode III (2014-2018)
Berdasarkan keterangan Ketua PPLP PT PGRI Madiun dalam rapat akhir tahun ajaran 2013/2014, sesuai dengan pokok AD-ART PGRI, Rektor mencapai kemajuan pesat di IKIP PGRI Madiun, meskipun dia menjabat dua periode orang yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Oleh karena itu, pada tahun 2014, Dr. H. Parji, M.Pd. diangkat kembali dan diangkat menjadi Rektor periode 2014-2018. Pada periode ketiga ini, Dr. H. Parji, M.Pd. didukung oleh Dr. Dwi Setyadi, M.M. sebagai Wakil Rektor I; Dr. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd. sebagai Wakil Rektor II; dan Dr. R.Bekti Kiswardianta, MP. sebagai Wakil Rektor III.
Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas 5K melalui acuan 3C (Concern, Commitment, Continuity). Program 3C ini meliputi: (1) Memperbaiki penataan sistem keuangan lembaga dengan memperkenalkan audit atas laporan keuangan oleh auditor,
(2) Optimalisasi fungsi penjaminan mutu, (3) Peningkatan SIA, (4) Peningkatan kualitas sumber daya manusia, (5) Peningkatan gaji dan tunjangan guru dan pegawai, (6) Peningkatan kejar studi guru sampai dengan gelar doktor, (7) peningkatan jabatan fungsional/keilmuan, (8) peningkatan kualitas dan kuantitas karya ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat, dan (9) peningkatan pengajaran, prasarana dan sarana pembelajaran.
Langkah strategis lembaga lebih fokus pada pengajuan reakreditasi program studi yang masih mendapat nilai C, pembukaan program studi baru (S2) dan penyiapan PPG seluruh program studi. Selanjutnya PPLPPT PGRI MADIUN berupaya mengubah fungsi IKIP PGRI MADIUN menjadi UNIVERSITI PGRI MADIUN (UNIPMA) dengan menggabungkan tiga perguruan tinggi dibawah naungan PPLPPT PGRI MADIUN yaitu: IKIP PGRI MADIUN, STT Dharma Iswara Madiun dan STIE Dharma. Iswara Madiun dan enam program studi baru. Pada tahun 2014, IKIP PGRI MADIUN berhasil memperoleh penghargaan sebagai kampus utama di wilayah Kopertis VII Jawa Timur.
Penggabungan IKIP PGRI Madiun, STIE Dharma Iswara Madiun dan STT Dharma Iswara Madiun
Penggabungan Lembaga Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Madiun, Sekolah Tinggi Teknik (STT) "Dharma Iswara" Madiun dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) "Dharma Iswara" Madiun dimungkinkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi . menyelesaikan Keputusan Pendidikan No. 1/KPT/I/2017 tanggal 3 Januari 2017 dengan jumlah program studi sebanyak 24 program studi. Untuk pertama kalinya, Dr. H. Parji, M.Pd. dipilih oleh PPLP PT PGRI Madiun berdasarkan musyawarah mufakat. selaku Rektor pertama masa jabatan 2017-2021 didukung oleh Dr. Dwi Setyadi, M.M. sebagai Wakil Rektor I; Dr. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd. sebagai Wakil Rektor II; Dr. R.Bekti Kiswardianta, MP. sebagai Wakil Rektor III; dan Dr. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd. sebagai Wakil Rektor IV.
Program kerja tersebut terdiri dari 1) penguatan manajemen kelembagaan berbasis mutu; 2) meningkatkan kualitas sumber daya manusia; 3) meningkatkan prestasi siswa secara nasional; 4) meningkatkan produktivitas penelitian dan publikasi ilmiah; dan 5) memperluas kerja sama dalam dan luar negeri.
Fakultas dan program gelar hasil penggabungan ketiga universitas tersebut adalah sebagai berikut:
Program Pascasarjana (S2)
Mengajar bahasa dan sastra Indonesia
Mengajar dalam ilmu-ilmu sosial
studi dasar (S1)
Fakultas Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FIKS)
farmasi
Ilmu olahraga
Fakultas Teknik (FT)
Insinyur industri
Insinyur kimia
teknik elektro
Ilmu komputer teknis
Sistem Informasi
vs. Fakultas Ekonomi (FEB)
akuntansi
pengelolaan
D. Fakultas Keguruan dan Pedagogi (FKIP)
Bimbingan dan nasehat
Pelatihan menjadi guru sekolah dasar
Pelatihan guru pada pendidikan anak usia dini
Pendidikan Bisnis
Kewarganegaraan
kelas sejarah
Pelatihan akuntansi
Mengajar bahasa dan sastra Indonesia
Kelas bahasa Inggris
pelajaran matematika
Pendidikan Jasmani
pelajaran biologi
Pelatihan sebagai insinyur listrik
e. Fakultas Hukum (FH)
Hukum
F.Pelatihan kejuruan
1. Pelatihan Profesi Guru (PPG)